Sejarah Masker

sekrang ini banyak orang menggunaan masker untuk mepercantik dan memperindah wajah, tapi tahukah anda bagaimana masker dulunya dikembangkan. walaupun kita tidak bisa melacak sejarah perkembangannya diseluruh du nia tapi kit bisa melihatnya malului negara jepang. 
Setiap musim dingin dan semi, orang yang memakai masker dapat ditemukan diberbagai tempat di Jepang.

Selembar kain putih ini, sejak lama dianggap sebagai cara yang umum untuk menangkis flu dan demam karena alergi serbuk cemara.

Namun berita Japan Times awal Februari 2009 menyatakan popularitas masker di Jepang kini semakin tinggi karena media kerap kali melaporkan tentang berjangkitnya flu tipe baru.

Hosoe Yukihiro Manajer Iklan dan Strategi Pemasaran Kowa Co, perusahaan produk perawatan kesehatan utama di Jepang, menyatakan media berulang kali memberikan peringatan berjangkitnya flu tipe baru, sehingga masyarakat berpikir mereka perlu menyimpan masker dan menggunakannya lebih sering.

Menurut Hosoe, penjualan masker sejak September sampai Desember 2008 naik 1.5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Kowa Co juga melakukan survei online yang diikuti 520 pria dan wanita pada akhir tahun lalu untuk mencari tahu mengapa mereka membeli masker.

Hasil survei menunjukkan 72 persen responden membeli masker agar mereka tidak terkena flu.

Namun menurut Hosoe, memakai masker tidak akan memberikan perlindungan 100 persen.

Masker akan berguna bila dipakai oleh orang yang sudah terkena flu.

Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang juga menyatakan masyarakat tidak bisa sepenuhnya menghindari masuknya infeksi yang disebarkan melalui batuk dan bersin dengan menggunakan masker.

Salah satu alasan masker populer di Jepang karena banyak orang yang bepergian menggunakan moda transportasi umum.

Hosoe menambahkan, di Tokyo khususnya, kereta api dijejali penumpang yang menggunakannya untuk jarak jauh, tidak seperti di New York atau London.

Sehingga penjualan masker di daerah perkotaan lebih tinggi dibanding pedesaan.

Di Jepang, sejarah penggunaan masker dimulai sejak awal abad 20, ketika itu masker digunakan untuk menjaga kehangatan.

Penggunaan masker yang terbuat dari kain kasa kian menyebar setelah perang dunia II.

Pada tahun 1980, penggunaan masker semakin umum pada musim semi ketika alergi yang disebabkan serbuk cemara.

Menurut Hosoe masker kain kasa yang diproduksi Kowa mulai tahun 1985 untuk mencegah flu dan demam karena alergi serbuk cemara menjadi populer meskipun harganya 350 yen, dua kali lebih mahal dibanding model masker lainnya.

Alergi serbuk cemara menjadi isu utama pada saat itu karena pohon cemara ditanam oleh pemerintah setelah perang guna mengendalikan banjir dan penanaman kembali hutan.

Pada tahun 2003, perusahaan perawatan kesehatan Unicharm Corp mengeluarkan produk masker tiga dimensi sekali pakai yang dirancang khusus untuk mencegah serbuk cemara.

Menurut Unicharm, masker tiga dimensi buatannya sesuai dengan bentuk wajah, sehingga memudahkan orang sewaktu bernapas dibanding masker yang biasa.

Sementara harga jual per unitnya lebih rendah daripada masker kain kasa atau masker untuk flu karena orang yang alergi serbuk cemara akan membeli produk Unicharm setiap tahun dan memakainya dalam masa yang panjang dibanding orang yang menderita flu.

Meskipun jenis kain kasa menguasai 80 persen pasar masker pada tahun 2002, namun secara bertahap penjualan masker sekali pakai mulai meningkat, dan saat ini sudah menguasai 80 persen pasar masker di Jepang.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga mengajurkan masyarakat yang menderita flu untuk memakai masker nonwoven sekali pakai dan menghalangi 95 sampai 99 persen partikel udara dibanding masker kain kasa yang kurang efektif menghalangi kuman yang ditularkan melalui batuk dan bersin.

Pasar masker terus berkembang, melonjak dari 5 miliar yen pada era 80-an menjadi 120 miliar yen pada tahun 2007.

Perusahaan perawatan kesehatan mempunyai tantangan khusus menjual masker kepada segmen pasar wanita yang enggan memakai masker karena tidak fashionable.

Pada tahun 2005, Kowa mulai menjual masker dengan warna merah muda terang untuk pasar wanita yang dirancang agar muka mereka terlihat sehat.

Menurut Hosoe, kebanyakan masker warna merah muda dijual sebagai masker warna putih dan beberapa pembeli menyatakan masker itu membuat mereka tampak keren.

Kowa juga mengembangkan masker dengan lapisan khusus guna menghindari rusaknya riasan.

Bahkan Unicharm mengeluarkan seri koleksi Masker pada tahun 2007 dan bekerjasama dengan GiRLSGATE.com, situs blog bagi selebriti wanita muda, menawarkan berbagai gaya fashion yang cocok saat memakai masker.

Namun, Ito Chieko dari bagian Iklan dan strategi pemasaran menyatakan beberapa wanita menggunakan masker sebagai penutup wajah ketika mereka tidak memakai riasan.

1 komentar:

  1. Ya, dari dulu memang masker sangat bermanfaat sebelum ada penelitian modern sebagai cara Cara memutihkan wajah secara alami dan permanen

    BalasHapus